Special Info

SEPECIAL INFO

Selasa, 20 November 2018

Mie Ayam Mahmud Melegenda di Kota Medan



Suatu hari, di hari yang sangat cerah saya dan teman saya berencana pergi ke mie ayam mahmud melegenda. Mendengar kata melegenda teman saya pun penasaran. Sehingga teman saya mengajak saya untuk ikut menemaninya pergi kesana. Saya pun mau menemaninya  pergi ke mie ayam mahmud. Ya tentu saja saya mau, karena saya di bandarain teman saya makan disana. Kami berencana pergi  pada hari senin jam 13.00 WIB.  karena baru pertama kali kami pergi ke mie ayam mahmud melegenda. Kami pun cukup bingung. yah.. tentu saja bingung karena itu baru pertama kali kami pergi ke mie ayam mahmud. Pastinya kami tidak tau lokasi dan tempat mie ayam mahmod itu. Itu sangant lucu bukan. Teman saya tidak menyerah, karena sangkin pengen nya mencoba mie ayam mahmod melegenda itu. Karena saya dan teman saya tidak tau lokasinya ,kami pun mengecek lokasi mie ayam mahmod itu di google maps...  ternya mie ayam mahmod itu ada.. haha. Tentu saja ada , karena kan sudah cukup lama mie ayam mahmod itu berdiri. Denger dari teman saya, mie ayam mahmod itu sudah hampir  30 tahun berdiri. Wouuu, Cukup lama bukan. Tidak lama berselang waktu mengecek lokasi mie ayam mahmod di google maps, kami pun berencana pergi kesana. Ya tentu saja, Karena takut salah lokasi, kami pun pergi mengecek tempat mie ayam mahmod itu sebelum hari dimana kami makan disana. Kami pun langsung berangkat pada hari minggu untuk melihat lokasi mie ayam mahmod itu. Kami pergi melihat lokasi itu pada malam hari. Sekalian kami jalan-jalan keliling kota medan.


Tempat mie ayam mahmud, yg tertera pada google maps berlokasi di Jl. Abdullah Lubis No.71. Sesuai petunjuk lokasi pada google maps kami pun menuju kesana. Kami berangkat menggunkan sepeda motor teman saya. Dia menyebutnya si jago merah.. haha lucu bukan. Setibah di tempat lokasi di jl. Abdulalh Lubis Kami  mencari tempat  lokasi mie ayam mahmud itu berdiri. Kami pun melihat kanan dan kiri. Ternyata posisi mie ayam mahmod itu berada di sebalah kanan jika kami masuk dari jl. Iskandar Muda. Wou.. tempat nya strategis, tidak susah di cari, dan pastinya rame pengunjungnya. Sekarang kami sudah tau tempat lokasi mie ayam mahmud melegenda itu.  Kami pun melanjutkan perjalan buat jalan-jalan di kota medan sebelum kembali ke rumah masing-masing.
Tiba saatnya hari dimana kami mencoba makan mie ayam mahmud. Seperti biasa teman saya menjemput saya di depan rumah saya dengan si jago merah nya. Kami pun berangkat ke sana seperti yang sudah di rencanakan pada hari senin jam 01.00 wib. Kira-kira, perjalan kami ke tempat mie ayam mahmod sekitar sejam kurang. Sampai lah kami di lokasi mie ayam mahmod. Si jago merah di parkirkan di depan   teras mie ayam mahmod. Kami pun masuk, saat di pintu masuk kami langsung di layani dengan pelayan disana. Ramah sekali pelayanya apa lagi perumpuan semua hehe. Kami pun memesan  bangku untuk dua orang. Segera lah pelayan itu melayani kami sampai kami duduk di bangku. Pelayan itu pun segera menujukan menu-menu yang mau kami pesan. Bukan cuman mie ayam aja yang ada, menu-menu yang lain pun ada. Kami pun langsung memesan menunya. Kami dua memesan Mie AJ Special dengan tambahan lemon Teh. Harganya cukup relafan, satu porsi di bandrol dengan harga 35 K. Setelah kami memesan menu yang kami pesan. Sejenak kami lah menunggu. Tidak lama kami menuggu, menu yang kami pesan pun datang. Cukup cepat bukan, padalan kami baru mesannya  beberapa manit yang lalu.

Ini dia lh momentyang kami tunggu-tunggu buat Mencicipi Mie Ayam Mahmud melegendaPada Mie Aj Special, Mie dan Kuah nya itu di pisah menjadi dua piring. Piring yang satu berisih mie, telur, bakso, jamur rebus, krupuk, dan rempah-rempah. Dan piring kedua berisih kuah untuk di campurkan pada piring pertama sesuai selera. Tidak perlu lama-lama, saya pun mensantap kuah nya terlebih dahulu. Woo.. Segar sekali kuahnya. Setalah itu, baru lah saya mencampurkan kuahnya pada piring pertama.  Mie  dan kua nya trasa di mulut , tadinya rasa lelah dan letih  ada, kini terasa ilang setelah mencicipi Mie Ayam ini.
Mie ayam Aj ini sangant cocok sekali sebagai menu santapan kelarga. Apalagi jika bareng keluarga ke sini. Sekali lagi jika saya kesini saya akan pastikan saya akan mengajak keluarga saya hehe. Setelah selesai kami pun pulang kerumah kami masing-masing. Tidak lupa teman saya membayar di kasir dan kami kembali ke rumah.

#30TahunMieAyamMahmudMelegenda , Kuliner Halal Medan

“ANNIVERSARY 30 TAHUN MIE AYAM MAHMUD, Semoga semakin maju dan sukses. Be Your The Best”


Jumat, 12 Oktober 2018

FILSAFAT SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM PEROSES PENCIPTAN MANUSIA



Pandangan Dalam Al-Qura'an


1.     QS:An-Nahal | Ayat: 4

خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ
Artinya:
Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata
ASBABUN NUZUL/TAFSIR
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari nuthfah yang terkenal dalam dunia kedokteran dengan istilah spermatozoon yang terdapat pada dirinya dan ovum yang terdapat pada wanita.

2.     QS:Al-Al-Hajj| Ayat: 5
فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا
Artinya: “……Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya….”
ASBABUN NUZUL/TAFSIR

Pada ayat ini Allah s.w.t menerangkan proses kejadian manusia di dalam rahim ibunya dan kehidupan manusia setelah ia lahir sampai mati sebagai berikut:
Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam a.s, adalah dari tanah. Kemudian dari Adam diciptakan istrinya Hawa, dari kedua jenis ini berkembang biak manusia dalam proses yang banyak. Dan dapat pula berarti bahwa manusia diciptakan Allah berasal dari sel mani, yaitu perkawinan sperma laki-laki dengan ovum di dalam rahim wanita. Kedua sel itu berasal dari darah, darah berasal dari makanan yang dimakan manusia. Makanan manusia ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan ada yang berasal dari binatang ternak atau hewan-hewan yang lain. Semuanya itu berasal dari tanah sekalipun telah melalui beberapa proses. Karena itu tidaklah salah jika dikatakan bahwa manusia itu berasal dari tanah.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari “nuthfah”. Yang dimaksud dengan “nuthfah” ialah setetes mani. Setetes mani laki-laki itu mengandung beribu-ribu sperma yang tidak dapat dilihat dengan mata, tanpa menggunakan alat pembesar. Salah satu dari sperma ini bertemu dengan ovum dalam rahim wanita dengan perantaraan persetubuhan yang dilakukan oleh kedua jenis manusia itu. Pertemuan sperma dan ovum ini merupakan perkawinan yang sebenarnya, dan pada waktu itulah terjadi proses pertama dari kejadian manusia yang serupa terjadi pula pada binatang.
Sperma dan ovum yang telah menjadi satu itu bergantung pada dinding rahim si ibu dan setelah beberapa lama berubah menjadi segumpal darah.
Dari segumpal darah berubah menjadi segumpal daging.
Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak ada cacad dan kekurangan pada permulaan kejadiannya, dan ada pula yang menjadi segumpal daging yang tidak sempurna, terdapat cacat dan kekurangan. Berdasarkan kejadian sempurna dan tidak sempurna inilah menimbulkan perbedaan bentuk kejadian bentuk manusia, perbedaan tinggi dan pendeknya manusia dan sebagainya. Proses kejadian “nuthfah” menjadi “’alaqah” adalah empat puluh hari, dari “’alaqah” menjadi “mudghah” (segumpal daging) juga empat puluh hari. Kemudian setelah lewat empat puluh hari sesudah ini, Allah s.w.t meniupkan ruh, menetapkan rezeki, amal, bahagia dan sengsara, menetapkan ajal dan sebagainya, sebagaimana tersebut dalam hadits: “Sesungguhnya awal kejadian seseorang kamu (yaitu sperma dan ovum) berkumpul dalam perut ibunya selama 40 malam, kemudian menjadi segumpal darah selama itu (pula) lalu menjadi segumpal daging selama itu (pula) kemudian Allah mengutus malaikat, setelah Allah meniupkan ruh ke dalamnya. maka malaikat itu diperintahkan-Nya menulis empat kalimat, lalu malaikat itu menuliskan rezekinya, ajalnya. amalnya, bahagia atau sengsara. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Kemudian jika telah sampai waktunya, maka lahirlah bayi yang masih kecil itu dari dalam rahim ibunya. Masa kandungan yang sempurna ialah sembilan bulan, tetapi jika Allah menghendaki masa kandungan itu dapat berkurang menjadi enam bulan atau lebih dan ada pula yang lebih dari sembilan bulan. Pada permulaan masa lahir itu manusia dalam keadaan lemah, baik jasmani maupun rohaninya, lalu Allah menganugerahkan kekuatan kepadanya sedikit demi sedikit, bertambah lama bertambah besar, hingga sampai masa kanak-kanak, kemudian sampai masa dewasa. Pada masa manusia sempurna jasmani dan rohaninya, badannya sedang kuat, pikirannya sedang berkembang, kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang diingininya sedang ada pula. Kemudian manusia menjadi tua, bertambah lama bertambah lemah, seakan-akan kembali lagi kepada masa kanak-kanak dan menjadi pikun, akhirnya iapun meninggalkan dunia yang fana ini; ada di antara manusia yang meninggal sebelum mencapai umur dewasa, ada pula yang meninggal di waktu dewasa dan ada yang diberi Allah umur yang lanjut, sampai tua bangka

3.     QS. Al-Mu’minun: 14

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Artinya:

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”

ASBABUN NUZUL/TAFSIR
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa air mani itu Dia kembangkan dalam beberapa minggu sehingga menjadi segumpal darah. Dari darah dijadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu ada bagian dalamnya yang Allah jadikan tulang belulang, dan ada bagian lain unsur daging yang dijadikan daging. Kemudian tulang belulang itu Allah bungkus dengan daging, laksana pakaian penutup tubuh, kemudian Allah jadikan makhluk yang (berbentuk) lain. Setelah ditiupkan ruh kedalamnya, maka jadilah manusia yang sempurna, dapat berbicara, melihat, mendengar, berpikir yang tadinya hanya merupakan benda mati saja. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.



4.     QS Az-Zumar ayat 6

خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الأنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلاثٍ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ

Artinya:

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan, yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”

ASBABUN NUZUL/TAFSIR
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia pada mulanya seorang saja. Allah menciptakan manusia yang beraneka ragam warna dan bahasanya dari diri Adam. Kemudian Allah menciptakan pasangannya Hawa. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Dia pula yang menciptakan delapan ekor binatang ternak yang berpasang-pasangan. Kambing sepasang, biri-biri sepasang, unta sepasang dan sapi sepasang.
Sesudah itu Allah menjelaskan lebih jauh tentang kejadian manusia selanjutnya. Manusia diciptakan dengan melalui proses kejadian demi kejadian. Proses kejadiannya yang pertama ialah sebagai nutfah, sesudah itu ditempuhnya proses demi proses sebagaimana darah kental kemudian sebagai janin. Pada saat sempurna menjadi janin itulah Allah menciptakan ruh di dalamnya sehingga menjadilah makhluk hidup. Tanda-tanda kehidupannya dapat diketahui dari detak jantungnya dengan menempelkan telinga ke perut sang ibu.

Di samping itu Allah s.w.t menjelaskan bahwa ketika bayi berada dalam kandungan ia berada dalam tiga kegelapan, yaitu: 1) kegelapan rahim, 2) kegelapan plasenta (ari-ari), 3)

5.     QS Al-Ghafir ayat 67

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Artinya:

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).

ASBABUN NUZUL/TAFSIR
Pada ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menjadikan manusia dari tanah, kemudian menjadi setetes mani, dari setetes mani menjadi sesuatu yang melekat, dan segumpal darah menjadi segumpal daging, kemudian dilahirkan ke dunia dalam bentuk manusia.
Para ahli tafsir menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Allah s.w.t menjadikan manusia dari tanah, maksudnya ialah Allah s.w.t menjadikan manusia dari saripati yang berasal dari tanah. Seorang bapak dan seorang ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang ternak dan dari tumbuh-tumbuhan. Binatang ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah. Sebagaimana makanan yang dimakan ibu atau bapak itu menjadi mani. Telur mani ibu bertemu dengan mani bapak dalam rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah dan seterusnya. Sebagian ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Allah menciptakan manusia dari tanah, ialah bapak manusia Adam diciptakan Allah s.w.t dari tanah.

Kemudian Allah s.w.t menerangkan bahwa manusia yang diciptakan-Nya dari tanah itu mengalami hidup dalam tiga masa, yaitu:

1. Masa kanak-kanak.

2. Masa dewasa.

3. Masa tua.

Di antara manusia ada yang diwafatkan-Nya pada masa kanak-kanak, ada pula pada masa dewasa dan ada yang diwafatkan setelah berusia lanjut. Ketentuan kapan seorang manusia meninggal itu berada di tangan Allah semata.







      HADITS YANG BERKAITAN DENGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM PEROSE PENCIPTAAN MANUSIA

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ فِى ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحُ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعَ كَلِمَاتٍ بَكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ

                                      Artinya:
“Sesungguhnya penciptaan salah seorang di antara kalian dihimpun di dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu sama, kemudian menjadi segumpal daging juga dalam waktu yang sama. Setelah itu, malaikat diutus untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk mencatat empat perkara: mencatat rezekinya, ajalnya, perbuatannya, dan celaka ataukah bahagia.”[1]

ASBABUN WURUD/TAFSIR
Ibnu Mas’ud menyampaikan suatu hadits yang ia dengar langsung dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tentang khabar ghaib. Karena khabar itu menuntut keimanan yang tinggi, beliau mendahului penyampaiannya dengan mengingatkan bahwa Rasul adalah orang yang jujur sekaligus harus dipercaya seluruh khabarnya.

Firman Allah SWT dalam hadits qudshy diriwayatkan oleh Rasulullah Saw; “Rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku”menunjukkan adanya kepastian taqdir sebagaimana pendirian ahlussunnah bahwa segala kejadian berlangsung dengan ketetapan Allah dan taqdir-Nya, dalam hal keburukan dan kebaikan juga dalam hal bermanfaat dan berbahaya. Firman Allah SWT didalam Al-Quran surah Al-Anbiya’ ayat23“Dan Dia (Allah) tidak dimintai tanggung jawab atas segala tindakan-Nya, tetapi mereka (manusia) akan dimintai pertanggung jawabannya” menyatakan bahwa kekuasaan Allah tidak tertandingi dan Dia melakukan apa saja yang dikehendaki dengan kekuasaa-Nya i

Senin, 01 Oktober 2018

Pengertian Tasawuf


A.  Definisi Tasawuf

Karya-karya modern dalam bidang tasawuf telah mendiskusikan asal usul kata tasawuf, meskipun karya-karya klasik harus lebih diutamakan untuk dimanfaatkan sebagai upaya memehaminya secara baik berdasarkan data otentik. Dalam kitab kasyf al-mahjib, al-hujwiri telah menjelaskan asal usul kata tasawuf. Pertama, istilah taswuf berasal dari kata al-shuf , yaitu wol. Disebut sufi karena kaum sufi menggunakan jubah yang terbuat dari bulu domba. Kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf, yaitu barisan pertama di depan Tuhan, kecenderungan hati mereka terhadap –Nya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri mereka di hadapan-Nya. Ketiga , istilah tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah karena para sfi mengaku sebagai golongan ahl al-shuffah yang diridai Allah. Mereka disebut sufi karena sifat-sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tertinggal di sarambih medjid (shuffah) yang hidup pada masa Nabi Muhaamd Saw. Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa’ yang artinya kesucian, sebagai maka bahwa para sufi telah menyucikan akhlak mereka dari noda-noda bahwahan, dank arena kemurnian hati dan kebersihan tindakan mereka. Kaum sufi menjaga moral dan meyucikan dari mereka dari kejahatan dan keinginan dunawi, sebab itulah mereka disebut sufi.

Menurut ‘Abd al-Qadir al-Jailani yang cukup dikenal sebagai pendiri tarekat Qadiriyah menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai sufi karena tiga alasan. Pertama, terjadinya peruses penjernihan terhadap hati mereka berkat cahaya makrifat. Kedua, ia dinisbahkan kepada ashhab al-shuffah, yakin para sahabat yang meninggalkan segala sesuatu karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketiga, ia memakai shuf (pakaian dari bulu), di mana untuk sufi tingkat pemula mengunakan pakaian dari bulu biri-biri, sedangkan untuk sufi tingkat puncak  dari bulu mir’izza (bulu halus kambing). Al-Jailani menambahkan bahwa kata tasawwuf terdiri atas empat huruf, yakin ta’, shad, waw, dan fa’. Kata ta’ bermakna taubah, kata fa’ bermakna fana’fi Allah.

Abu Bakar al-Kalabazi dalam al-Ta’arruf li Mazhab Ahl al-Tashawuf dan Abu al-Qasim al-Qusyairi dalam Risalah al-Qusyairiyah menyebut sejumlah pernyataan kaum sufi mengenai makna tasawuf. Bisyr al-Harits, misalnya, mengatakan “sifi adalah orang yang hatinya tulus tehadap Allah”. Junaid al-Baghdad mengatakan




Memurnikan hati dari berhubungan dangan mekhluk-makhluk lain, meninggalkan sifat-sifat alamiah, menekankan sifat-sifat manusiawi, menghindari godaan jasmani, mengambil sifat-sifat ruh, mengikat diri dengan ilmu-ilmu hakikat, mengumpulkan segala sesuatu untuk masa yang kekal, menasihati seluruh umat, sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan, dan mengikuti syariah Nabi.

            Abu al-Qasim al-Qusyairi mengutip pernytaan-pernyataan kaum sufi mengenai tasawuf, antara lain:


Amru ibn Usman al-Makki pernah ditanya tentang tasawuf, lalu dijawab: seseorang hamba yang setiap hamba yang setiap waktu menigkat kebaikanya… berkata Muhammad ibn al-Qashshab: tasawuf itu adalah akhlak yang mulia….Junaid ditanya mengenai tasawuf dan berkata: hendaklah kamu bersama Allah saja, tidak punya hubungan dengan yang lain.. berkata ma’ruf al-karkhi:tasawuf itu mengambil hakikat dan berputus asa dari apa yang ada pada tangan makhluk.. Muhammad al-Kattani berkata:tasawuf adalah akhlak, maka akan bertambah mantap tasawufnya (semakin bersih jiwanya)… Dalfi al-Syubli juga berkata: seseorang sufi itu terputus dari makhluk dan bersambung dengan Allah… zun al-Nun al-Mishri ditanya mengenai kaum sufi dan berkata: orang-orang yang mengutamakan mereka daripada yang lain

            Berdasarkan pendapat sejumlah sufi di atas, dapat dipahami bahwa tasawuf merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. Pembahasan tasawuf akan sangat berkaitan dengan upaya menumbuhkan akhlak mulia, sikap konsisten untuk mengendalikan diri dari jeratan nafsu kebinatangan dan kehidupan duniawi, dan jalani tebaik untuk mendekatkan diri kepada allah Swt. Dari aspek epistemology, tsawuf berupaya untuk memurnikan jiwa dan hati sebagi syarat utama untuk meraih kedekatan diri dengan Allah Swt