Special Info

SEPECIAL INFO

Senin, 01 Oktober 2018

Pengertian Tasawuf


A.  Definisi Tasawuf

Karya-karya modern dalam bidang tasawuf telah mendiskusikan asal usul kata tasawuf, meskipun karya-karya klasik harus lebih diutamakan untuk dimanfaatkan sebagai upaya memehaminya secara baik berdasarkan data otentik. Dalam kitab kasyf al-mahjib, al-hujwiri telah menjelaskan asal usul kata tasawuf. Pertama, istilah taswuf berasal dari kata al-shuf , yaitu wol. Disebut sufi karena kaum sufi menggunakan jubah yang terbuat dari bulu domba. Kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf, yaitu barisan pertama di depan Tuhan, kecenderungan hati mereka terhadap –Nya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri mereka di hadapan-Nya. Ketiga , istilah tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah karena para sfi mengaku sebagai golongan ahl al-shuffah yang diridai Allah. Mereka disebut sufi karena sifat-sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tertinggal di sarambih medjid (shuffah) yang hidup pada masa Nabi Muhaamd Saw. Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa’ yang artinya kesucian, sebagai maka bahwa para sufi telah menyucikan akhlak mereka dari noda-noda bahwahan, dank arena kemurnian hati dan kebersihan tindakan mereka. Kaum sufi menjaga moral dan meyucikan dari mereka dari kejahatan dan keinginan dunawi, sebab itulah mereka disebut sufi.

Menurut ‘Abd al-Qadir al-Jailani yang cukup dikenal sebagai pendiri tarekat Qadiriyah menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai sufi karena tiga alasan. Pertama, terjadinya peruses penjernihan terhadap hati mereka berkat cahaya makrifat. Kedua, ia dinisbahkan kepada ashhab al-shuffah, yakin para sahabat yang meninggalkan segala sesuatu karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketiga, ia memakai shuf (pakaian dari bulu), di mana untuk sufi tingkat pemula mengunakan pakaian dari bulu biri-biri, sedangkan untuk sufi tingkat puncak  dari bulu mir’izza (bulu halus kambing). Al-Jailani menambahkan bahwa kata tasawwuf terdiri atas empat huruf, yakin ta’, shad, waw, dan fa’. Kata ta’ bermakna taubah, kata fa’ bermakna fana’fi Allah.

Abu Bakar al-Kalabazi dalam al-Ta’arruf li Mazhab Ahl al-Tashawuf dan Abu al-Qasim al-Qusyairi dalam Risalah al-Qusyairiyah menyebut sejumlah pernyataan kaum sufi mengenai makna tasawuf. Bisyr al-Harits, misalnya, mengatakan “sifi adalah orang yang hatinya tulus tehadap Allah”. Junaid al-Baghdad mengatakan




Memurnikan hati dari berhubungan dangan mekhluk-makhluk lain, meninggalkan sifat-sifat alamiah, menekankan sifat-sifat manusiawi, menghindari godaan jasmani, mengambil sifat-sifat ruh, mengikat diri dengan ilmu-ilmu hakikat, mengumpulkan segala sesuatu untuk masa yang kekal, menasihati seluruh umat, sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan, dan mengikuti syariah Nabi.

            Abu al-Qasim al-Qusyairi mengutip pernytaan-pernyataan kaum sufi mengenai tasawuf, antara lain:


Amru ibn Usman al-Makki pernah ditanya tentang tasawuf, lalu dijawab: seseorang hamba yang setiap hamba yang setiap waktu menigkat kebaikanya… berkata Muhammad ibn al-Qashshab: tasawuf itu adalah akhlak yang mulia….Junaid ditanya mengenai tasawuf dan berkata: hendaklah kamu bersama Allah saja, tidak punya hubungan dengan yang lain.. berkata ma’ruf al-karkhi:tasawuf itu mengambil hakikat dan berputus asa dari apa yang ada pada tangan makhluk.. Muhammad al-Kattani berkata:tasawuf adalah akhlak, maka akan bertambah mantap tasawufnya (semakin bersih jiwanya)… Dalfi al-Syubli juga berkata: seseorang sufi itu terputus dari makhluk dan bersambung dengan Allah… zun al-Nun al-Mishri ditanya mengenai kaum sufi dan berkata: orang-orang yang mengutamakan mereka daripada yang lain

            Berdasarkan pendapat sejumlah sufi di atas, dapat dipahami bahwa tasawuf merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. Pembahasan tasawuf akan sangat berkaitan dengan upaya menumbuhkan akhlak mulia, sikap konsisten untuk mengendalikan diri dari jeratan nafsu kebinatangan dan kehidupan duniawi, dan jalani tebaik untuk mendekatkan diri kepada allah Swt. Dari aspek epistemology, tsawuf berupaya untuk memurnikan jiwa dan hati sebagi syarat utama untuk meraih kedekatan diri dengan Allah Swt

1 komentar: